Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
2. Ciri-ciri Wacana Persuasi
#Harus menimbulakan kepercayaan pada pendengar / pembacanya.
#Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
#Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara, pembicara / penulis dan yang diajak berbicara / pembaca.
#Harus menghindari konflik ( baik dalam pemikiran pembaca atau sesama pembaca ) agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
#Harus ada data dan fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.
3. Langkah Menyusun Wacana Persuasi
- Menentukan topik / tema
- Merumuskan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan
- Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Karangan Persuasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:
* Politik
* Pendidikan
* Advertisi
* Propaganda
Yang tergolong kedalam Wacana Persuasi :
* Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan
* Bentuk tulisan berupa iklan dan selembaran.
* Bentuk elektronik, misalnya iklan di tv, bioskop, dan internet
Keefektifan kalimat dari Wacana Persuasi :
* Dapat merubah pola pikir oranglain secara cepat
* Menyampaikan ajakan di berbagai media / cara
* Efektif dalam mengajak perubahan dalam jumlah banyak.
* Baik digunakan dalam hal politik, advertisi, dan pendidikan
Contoh Paragraf Persuasi
Contoh I:
Di kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar, restoran fastfood cenderung menggunakan kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya Indoesia. Budaya Indonesia menggunakan daun pisang atau daun jati. Sebenarnya volume sampah dapat dikurangi drastis bukan hanya dengan menangani sampah plastik dengan sebaik-baiknya atau dengan daur ulang tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah.
Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bias hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli, ambil saja makanannya, kemasan dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
Contoh II:
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Contoh III:
wacana persuasi |
Tetap di ingat ya.. bahwa dalam satu wacana/bacaan itu tidak hanya memiliki 1 jenis wacana,, tapi bisa dua atau lebih,,,,
ReplyDeletebanyak bngt contonya cpk2 dah w
ReplyDeletepusing bnyk bngt contonya
ReplyDelete